Peran Orang tua lebih penting

Dengan seiring perjalanan waktu dalam perkembangan jaman sehingga meningkatkan ke sebuah tatanan masayarakat baik dari pola pikir dan budaya serta ekonomi ke tingkat yang lebih baik dari masa sebelumnya, Dari era penjajahan ke era kemerdekaan selanjutnya ke era pembangunan berlanjut ke era reformasi hingga saat ini sangat dapat terbaca tingkan perubahan ke menjadi jauh lebih baik, Kemerdekan beserikat dan berorganisasi serta bebas serta beraninya mengemukakan pendapat pun  semakin menunjukan peningkatan yang luar biasa, hal ini secara otomatis menjadi bukti nyata tingakat demokrasi sudah semakin menjiwahi di masyarakat secara umum. Namun perlunya  di imbangi juga dengan tingkat kesopanan moral dalam masyarakat agar dalam kebebasanya menyampaikan pendapat dapat di sampaikan dengan morma dan kaidah ahklaq yang  dapat saling mejaga keharmonisan bermasyarakat.

Peningkatan tersebut tidak lepas dari semakin banyakanya kesadaran masyarakan akan pendidikan formal sekolah maupun pendidikan non formal pada Pondok pesantren, pada era pembangunan setelah kemerdekaan, Pemerintah berjuang keras sekuat tenaga untuk merumuskan bagaimana caranya agar dapat segera memulihkan mental masyarakat akibat korban penindasan pemerintahan penjajah hingga masalah perekonomian  dan pendidikan. Waktu itu ketika tahun sekitar 1974 kesadaran tentang pendidikan untuk anak anaknya sangat masih rendah disebabkan karena para orang tua disibukan dengan kesibukan kerjanya di ladang atau sawah dan karena bekas mental masyarakat jajahan belum pulih sepenuhnya, serta alat telekomunikasi dan informasi masih sangat minim sehingga masyarakat seperti ibarat katak dalam tempurung yang tidak atau sulit mendapatkan informasi perkembangan luar daerah atau dunia luar.  Dan pada masa itu hanya orang orang tertentu yang memilik pandangan bahwa pendidikan itu sangat penting bagi anak anak dan masyarakat, karana itu dengan suka rela demi kecerdasan generasi penerusnya seorang tokoh pendidikan desa setiap pagi keliling kampung hanya untuk mengajak dan membujuknya untuk di ajak ke  sekolah, setiap hari di lakukan akhirnya satu demi satu dapat diajak ke sekolah walaupun dengan pakaian seadanya bahkan sebagian ada yang tidak memakai pakaian karena memang kondisi perekonomian msyarakat saat itu, dengan cara pada awal pembelajaran di sekolah hanya di ajak bermain  dan di beri makanan kesukaan anak anak sehingga menjadikan anak anak tersebut betah di sekolah, hingga pelan pelan di berikan materi materi pendidikan sesuai kapasitas anak anak tersebut, hingga samapai pada materi baca dan tulis, sebagai alat tulis waktu itu adalah sabak, dan jika murid sekolah sudah dewasa yang sudah pandai menulis dan sudah mulai pantas mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih tinggi dan mencatat pelajaranya bukan di buku tulis, namun pada kertas kertas bekas atau bungkus teh, mengingat saat itu kesadaran menyekolahkan anaknya juga masih minim, sehingga kesadran untuk membiayahi sekolah anaknya juga masih  minim.

seiring perjalanan waktu dari tahun ke tahun pelan tapi pasti tingkat informasi dan telekomunikasi mulai berkembang dan mulai di nikmati oleh masyarakat hingga pelosok desa yang menjadikan salah satu sebab sadaranya pendidikan akan anak anaknya mulai sudah di perhatikan oleh orang tuanya masing masing. hingga pada khirnya sudah banyak para orang tua yang mempunyai prinsip bahwa jangan sampai nasib anak anaknya harus lebih baik daripada orang tuanya.

Namunn disisi lain akibat kemajuan perkembangan negara yang disertahi perkembangan perniagaan atau perdagangan yang menjadikan sebagian orang tua sibuk didalam menjalankan perniagaan lupa akan akan kuwajiban pokonya mengawasi anak anaknya  karena menurutnya dengan hasil perniagaanya dapat menyekolahkan anak anaknya hinga pendidikan tinggi, dan kelalainya dalam pengawasan anak anaknya tidak disadarinya hingga anak anak terjerumus ke hal hal yang tidak dinginkan  karena pergaulan bebasnya dan tercukupi kebutuhan hidup dan bermainya hingga yang ditemkan adalah sebuah penyesalan yang tidak ada obatnya.

Presatasi dan perilaku cerdas anak sangat ditentukan oleh sikap orang tuah dirumah karena dari 24 jam setipa harinya anak anak lebih banyak dirumah dari pada disekolah , jadi ketika lebih banyak waktu dirumah namum anak anak tidak mendapatkan pendidikan dan pengawasan dari orang tua yang hanya mengandalkan pendidikan guru di sekolah maka sulit untuk mendapatkan anak didik yang berprestasi secara mental atau secara akademi. Dalam hal ini  di butuhkan sikap orang tua yang bijaksana dan cerdas, di kala anak dirumah orang tua harus benar benar mengawasi anak anaknya dalam memanfaatkan waktu, kapan waktu bermain, kapan waktu belajar/mengaji dan lain sebaginya, bahkan penyakit yang saat ini merusak anak anak adalah justru sebuah benda pruduk hasil tehnologi sendiri seperti halnya Televisi dan Handpone,

Jika tidak disikapi secara bijak ketika anak anak dirumah bisa jadi waktunya hanya habis untuk menonton televsis dengan sinetron sinetronya atau main hendpone sekedar sms an atau cahting sama teman temanya yang tidak ada manfaatnya. jika ini yang terjadi maka waktu dirumah hanya habis untuk bermain bukan untuk belajar. jika hal demikan terjadi apbila prestasi tidak didapatkan sang anak orang tua tidak selayaknya menyalahkan dan selalu menyalahkan sang anak, semaunya harus di sadari bahwa kelahan terletak pada orang tua

Sekalipun prestasi bukan utama, tapi dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi anak dalam pendidikanya adalah sangat di pengaruhi oleh kebijakan dan kecakapan orang tua, perilaku dan kwalitas anak juga sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang tua memberikan pengajaran di rumah.  Bagi orang tua jangan salahkan anak anaknya jika anak anaknya nakal, terjebak dalam hal hal yang tidak dinginkan, tapi itulah salah orang tua itu sendiri jika memang harus ada yang disalahkan

Anak adalah generasi penerus bangsa
Ciptakan generasi penerus berkwalitas

Terimakasih Pk Dar…
Wodeol

Tinggalkan komentar