BUKAN BISA ATAU TIDAK, TAPI BERANI ATAU TIDAK

Keberanian mengambil keputusan dan bersikap itu sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat atau kehidupan di dalam hidupnya sendiri yang tentunya di barengi dengan konsekuensi berbagai macam pertimbangan pertimbangan yang akan terjadi akibat sebuah keputusan sikap tersebut, dalam hal ini kadang seseorang menemukan kegalauan dan keraguan dalam mengambil keputusan untuk bersikap ketika menemukan atau menghadapi suatu perkara yang menuntut seseorang tersebut harus memilih salah satu di antara dua, tiga, emapat bahkan banyak pilihan, bahkan kadang seseorang di tuntut untuk menentukan pilhan dari sekian banyak pilihan dengan dalam kondisi yang sangat genting tidak adanya waktu atau kesempatan untuk berfikir dan mempertimbangkan segala sesuatunya untuk mengambil sikap menentukan pilihan, disinilah keberanian seseorang sedang teruji. Lain halnya dengan ketika seseorang dalam mengambil keputusan untuk bersikap dari sekian banyak pilihan dalam hidupnya diberikan waktu atau diberikan kesempatan untuk berunding atau bermusyawarah dengan yang lainya, sehingga dapat menimbang nimbang baik buruknya, sehingga ada peran sertanya orang lain dalam mengambil keputusan ketika menghadapi banyak pilihan tersebut dengan harapan kemungkinan terkecil resiko yang akan di akibatkanya dapat diperhitungkan.

Dalam mengantarkan sejumlah 60 orang penumpang seorang sopir bus patas  jurusan semarang cilacap dalam perjalananya menuju Cilacap dari Semarang , di mana peraturan bus patas tidak di ijinkan menaikan penumpang semabrangan di pinggir jalan raya. Ketika sesampinya di daerah Buntu  waktu sudah gelap kira kira pukul 17.00 WIb tiba tiba ada seorang  laki laki menyetop bus patas tersebut sementara bus dalam keadaan jalan dengan laju kecepatan tinggi (kurang lebih 80 km/ jam ), dalam perkiraan kurang dari 5 meter jarak antara orang yang menyetop bus dengan bus yang sedang melaju menuju cilacap, dan orang tersebut memaksakan diri agar bus tetap berhenti higga orang tersebut melompat ke tengah dalam jarak kurang dari 5 meter tadi, dalam kondisi tersebut sang sopir bus tidak ada waktu lagi atau tidak mempunyai waktu untuk sempat berpikir dan berunding kepada sang kernet atau penumpang bus lainya untuk merundingkan sebaiknya bagaimana menyikapi orang yang melompat ketangah jalan tersebut, disini sang sopir di tuntut untuk mengambil keputusan terbaik dngan resiko resiko yang paling ringan atas keputusan yang di ambilnya, akhirnya apa yang terjadi?, di tabraklah sang penyetop tadi tanpa adanya usaha untuk menghindari atau mengerem laju bus supaya  berhenti. dalam hal ini menurut pengakuan sang sopir adalah suatu kepeutusan yang harus diambilnya yang paling tepat dan paling minim resiko, mengapa demikian? dalam jarak kurang dari 5 meter antara bus dan penyetop apabila di lakukan pengereman agar bus berhenti maka di perlukan pengereman yang kuat dan mendadak sehingga besar kemungkinan bus akan terbalik sehinga dapat mengguling dan kemungkinan besar akan jauh lebih banyak korban, karena sudah tidak ada ruang dan waktu bus menghindari orang tersebut, apabila di paksakan bus untuk menhindari semnetara bus dalam keadaan melaju cepat kurang lebih 80 klm/jm besar kemungkinan akan bertabrakan dengan bus yang melaju dari arah yang berlawanan dan akan megakibatkan lebih banyak korban jiwa, namun jika dibiarkan saja bus tadi menabrak orang yang menyetop sambil melompat tadi maka jelas hanya satu orang tersebut yanag akan menjadi korban.. dan seandainya harus berurusan dengan keluarganya maka hanya akan berurusan dengan satu keluarga, tapi jika bus di paksa untuk berhentikan dalam jarak tertsebut sehingga harus di rem mendadak dan akhirnya bus terguling dan misalnya 5 orang saja yang meninggal akibat tergulingnya bus maka, jelas koraban yang meninggal 5 orang dan akan berurusan dengan 5 keluarga dll, yang jelas resiko lebih berat dan lebih besar.

itulah salah satu contoh keputusan yang harus dambil sang sopir bus ketika tidak ada kesempatan lagi untuk berfikir dan terdesak serta tidak ada kesempatan untuk berunding dengan yang lainya. Tentunya keputasan sang sopir bus tersebut tetap ada konsekunsinya atau resikonya yaitu berhadapan dengan pasal hukum yang berlku karena telah menjadi sebab hilangnya nyawa seseorang ( Pengalaman pribadi dan nyata ).

Semoga korban deterima amal ibadahnya dan di ampuni semua dosa dosanya dan keluarga yang di tinggalkan mendapatkan kesebaran.

Sebenarnya masih ada 3 korban laka lantas lagi yang dapat di ungkap, namum itu sudah cukup sebagai contoh saja ketika sebuah keputusan yang harus diambil dalam keadaan darurat dan dalam keadaan genting dimana tidak ada waktu untuk berpikir dan berunding dengan lainya.

Hal demikian walaupun dengan orientasi yang berbeda sering terjadi dan di hadapai serta dialami seseorang atau siapapun dalam bermasyarakat dan tidak bisa menhindarinya, sehingga mau tidak mau bersedia tidak bersedia seseorang harus berani untuk menentukan keputusan mengambil sikap sekalipun dengan resiko resiko yang akan muncul karena yang diakibatkanya. karena perlu disadarinya apapun sikap dan keputusan apapun yang di ambilnya pasti ada akibat dan resikonya. Ketika seseorang tidak berani menghadapi resiko maka sesorang tidak akan mengalami atau mendapatkan peningkatan yang tentunya peningkatan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, terlepas dari masalah takdir sebagai contoh ketika seseorang tidak berani merasakan resiko pahitnya makan obat karena sikit yang dideritanya, maka seseorang tersebut tidak akan mendapatkan kesembuhan atau kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya, begitu juga ketika seseorang tidak berani mengambil resiko untuk giat dan rajin belajar, seseorang tersebut tidak akan mempunyai kepandaian dan kepintaran untuk lebih baik dari sebelumnya didalam kehidupanya, hukum alam dan hukum sebab akibat di dalam kehidupan demi kebaikan sangat nyata, siapa menanam pasti menuai. Tuhanpun dalam merubah suatu kaum tergantung dari seberapa besar si kaum itu berusaha untuk merubahnya.

Disini sekap berni mengambil keputusan dalam keadaan terdeasak dan genting dengan baerbagai macam resiko yang diakibtaknya adalah mutlak menjadi sebuah langkah yang sifatnya harus di lakukan jika sebuah perubahan diri seseorang untuk baik dan lebih baik bahkan jauh lebih baik hingga adanya kwalitas seseorang hingga kemanfaatan seseorang di masyarakat, karena sebaik baiknya seseorang dimana seseorang ada manfaatnya bagi orang lain. Apabila kebaranian tersebut tidak ada dan tidak bernai menghadapi resiko resiko yang akan di hadapinya maka sesorang akan mengalami kemunduran tidak adanya peningkatan kwalitas dalam kehidupanya baik secara materiel maupun secara mental, dan akan tertinggal dari yang lainya yang akan berujung pada menurunya kwalitas sesorang dan menjadikan atau semakin seseorang yang tidak ada manfaatnya untuk orang orang di sekitarnya karena kebodohannya, sehingga akan menghasilkan generasi generasi yang rapuh secara mental dan pola pikir yang selalu mengandalkan uluran atau bantuan orang lain bukan karena tidak tidak ada kemampuanya tapi karena kemalsanya, apabila kejadian ini nyata terjadi maka akan munculah generasi genearsi yang tidak mempunyai kesibukan dalam berkarya dan atau menjamurnya pengagguran. JIka sebuah generasi pengangguran sudah terwujud dengan semua keterbatasanya secara mental dan material maka di pastikan akan meningkatnya paham premanisme dan kejahatan lainya karena faktor kebutuhan hidupnya dan mudahnya tercuci otaknya atau terprovikasi oleh orang oarang yang mempunyai kepentingan hanya dengan di berikan sesisr roti tawar seperti yang di lakukan sang panjajah kepada rakyat Indonesia tempo doloe, sehingga akan mengakibatkan kerugian yang sangat luar biasa kepada diri sendiri ,keluarga , bangsa dan negaranya.

Sikap berani mengambil keputusan dalam keadaan terdesak hanya membutuhkan sikap berani berkorban mengahadapi resiko, sekalipun tanpa adanya kecerdasan pada seseorang, seseorang dapat melakukan dan bersikap, karena sejatinya sikap berani mengambil keputusan dengan keberanianya atas resiko yang akan di hadapinya inipun sudah dapat menunjukkan kwalitas kecerdasan seseorang, sehingga dari pengalaman pengalamn yang di alaminya akan secara otomatis di jadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki kesalahan kesalahan atas keputusan keputusan yang di ambilnya di masa lalu sehingga kedepan akan jauh lebih cerdas dalam menentukan sikap dalam mengambil sebuah keputusan.

Disisi lain berani mengambil keputsan atas pilihan yang harus di pilih antara ya dan tidak namum tidak berani menghadapi resiko yang akan di akibatkanya merupakan suatu kebodohan yang sangat luar biasa karena akan mnyalahi aturan hukam alam atau hukum sebab akibat dan biasanya hal ini hanya akan di tempuh sesorang yang sudah lepas jauh dari tingkat kewajaran seseorang dalam keadaan sehat  atau seseorang semacam ini biasanya karena terbiasa hidup manja dan di manjakan dan sudah terbiasa nyaman dalam hidupnya sehingga ingin salalu menag sendiri dan tanpa memperdulikan orang lain, hanya memperdulikan dirinya sendiri atau kelompoknya, sehingg ketika menghadaipi oarang lain yang berani mengambil keputusan dan resikonya maka akan gusar dan gundah bahkan tidak keberatan untuk mencela dan menghujat.

Keberanian untuk berubah untuk menjadi lebih baik itu tergantung dari seseorang untuk mau melakukan atau tidak, bukan tergantung pada bisa atau tidak untuk melakukan

Wodeol

Tinggalkan komentar